Laman

Minggu, 25 September 2011

Kisah Cinta Dua Dunia

Senin, 26 September 2011
"Kurasa perempuan tak layak menerima semua kemasyhuran karena banyak bertingkah dan plin-plan. 
Kalianlah, laki-laki, yang memuja perempuan tanpa akhir, lantas kalian pula yang menyalahkan mereka dan menjatuhkan mereka dari singgasana pemujaan.
Kalian mampu mengutarakan pikiran kalian dengan mudah.
Perempuan tak bisa mengekspresikan diri mereka dengan mudah.
Andai pun mereka melakukan itu, sedikit orang yang mengerti, karena apa yang mereka ucapkan berupa gumaman, yang segera tenggelam oleh suara keras kalian.
Ujung-ujungnya, tak seorang pun melihat sudut pandang perempuan."


"Tahukah kau bahwa cinta dan nafsu adalah dua hal yang berbeda? 
Kemudian yang sering dicampuradukkan, dan laki-lakilah yang sering melakukan itu.
Aku yakin perempuan cenderung tidak terbuai oleh tampang, dan karenanya kami tidak mudah hanyut sebagaimana kalian. 
Saat kalian datang dan bercerita tentang cinta, dalam segala cara, maksud, kata, dan gerak-gerik, kami diam.
Kadang kami tidak ingin menyakiti kalian, atau kami belum yakin untuk melakukannya.
Bahkan saat kami benci melihat wajah kalian, kami mungkin terlalu malu mengungkapkannya.
Lalu dimulailah sebuah sandiwara: kepura-puraan dalam mencintai.
Suatu hari kelak, ketika pertunjukkan selesai, laki-laki menjadi geram dan mereka pun berkata, 'pengkhianatan'. 
Tiap orang mendengarkan mereka, menyimak mereka, dan kami tetap menahan lidah.
Begitu banyak kepedihan, siksaan, tapi siapa yang peduli pada nasib perempuan?"


"Kadang seorang perempuan menaruh iba pada laki-laki, dan, secara keliru, merasakan itu sebagai cinta.
Dia menjalani tugasnya, mendukungmu dengan setia dimasa-masa sulit dan kau memujanya setinggi langit.
Tapi mungkin dia masih ingusan dalam dalam permainan cinta.
Kemudian, jika datang suatu momen sial ketika hatinya remuk dan ia mengungkapkan perasaannya kepadamu dengan kepedihan yang tak tertahankan maka....", " maka kalian semua menyebutnya sebagai makhluk yang tak setia."


" Jika seseorang bisa merasakan kepuasan hanya dari mencintai seseorang, jauh didalam hatinya, maka dia tak mau mengacaukan irama masyarakat dan aturannya."


" Hanya orang yang mencintaimu yang tahu betapa menariknya dirimu.
Tidak ada satu perempuan pun di dunia ini yang akan mengingkari nikmatnya siksa cinta ini."


" Itulah keindahan yang jarang tertangkap oleh mata.
Keindahan yang memantulkan bayangan pada hati yang terdalam.
Dan kemudian, ketika hari berakhir, ia terbakar dalam onggokan kayu bakar yang menyala dan menjadi abu."


" Tiada kesulitan yang lebih besar dibandingkan ketika seseorang yang tidak kau cintai berbicara tentang cinta kepadamu."

" Pikiran pun muncul secara terpola.
Mereka yang memiliki harapan dalam hati akan berpikir dengan cara tertentu.
Sementara mereka yang tak punya harapan berpikir dengan cara yang sungguh berbeda.
Pikiran yang mengandung harapan akan penuh dengan keceriaan, kegembiraan, kepuasan, kecemasan, dan penderitaan: arak-arakan yang meletihkan jiwa dan tak bisa bertahan lama.
Namun keputusasaan tak memiliki kebahagiaan, penderitaan, kecemasaan, dan juga harapan.
Bukan berarti tidak ada air mata lagi di sana, atau bahkan kesadaran baru tentang kehidupan, tapi wawasan yang baru tidak membuat seseorang duduk tegak dan menaruh perhatian lagi."


" Aku sudah memutuskan untuk tidak pernah mencintai lagi.
Salah satu alasannya adalah: sangat menyakitkan bila mencintai dan harus kehilangan.
Tapi diatas semua itu, jatuh cinta lagi barang kali menjadi ketololan yang terbesar, menurutku."


-kutipan dari buku yang berjudul "DEVDAS"-


Sudah bertahun-tahun aku menyimpan buku itu, buku yang aku temukan di kamar kosan lelaki itu, yaa.. lelaki yang teramat sangat aku sayangi waktu itu.. 
Aku meminjamnya dan berjanji akan mengembalikannya setelah aku membacanya.. karena menurut dia ceritanya sangat bagus, dan aku pun penasaran ingin membacanya.
oh.. tidaaak itu sudah terlalu lama.. mungkin sudah tiga tahun yang lalu.. sepertinya aku tidak akan mengembalikannya.. *hhe


Dan..hari ini baru sempat aku membacanya... tak lebih dari satu hari aku menyelesaikan bacaan itu.. Hmm.. kenapa tidak dari dulu saja aku membacanya? mungkin sudah di takdirkan sepertii itu..
Membaca buku itu mengingatkan kisahku dengan lelaki itu? seperti itukah?hmm.. mungkin tidak selebay dalam kisah di buku itu.. Tapi sungguh kecintaan Parvati pada Devdas mengingatkan kecintaan ku pada lelaki itu.. Semoga aku menjadi Parvati  yang baik hati, mendapatkan kebahagiaan setelah hatinya tersakiti.. :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar